Politik Indonesia zaman sekarang banyak menarik perhatian masyarakat. Bukan lagi masalah skandal atau korupsi. Namun, kursi pemerintahannya yang kini banyak diduduki oleh para selebriti. Mungkin saja ini sebuah propaganda. bagaimanapun artis atau selebriti adalah milik semua orang. Harapannya, pemerintah bisa lebih dekat dengan masyarakat.
Karisma dan popularitas inilah yang menjadi modal besar bagi para artis untuk memasuki dunia politik. Artis dengan lakon sandiwara di layar lebar dan televisi terlihat sangat glamour dan bersahaja. Bila tontonan tersebut mencekoki dalam waktu lama, secara pskologis profil itu akan melekat erat dalam emosi masyarakat. Bayangkan, bila seorang Rano Karno diadu dengan seorang bupati yang tidak merakyat. Maka, sosok si Doel yang arif dan bersahaja pasti akan jauh lebih unggul dibandingkan sosok bupati yang citranya semakin melorot dimana-mana. Apalagi bila Rano Karno harus dilawankan dengan politikus lain yang tidak dikenal masyarakat. Maka si Doel pasti berada jauh di atas angin.
Peluang ini adalah cobaan dari Tuhan, apakah mereka bisa berkarya di dunia lain. Peluang ini harus disikapi positif dengan arif dan bijaksana baik oleh artis, partai politik atau masyarakat pemilih. Bila tidak dilakukan dengan cara berpikir dan bertindak yang benar, maka “pemimpin karbitan” akan menjadi bencana bagi masyarakat.
Artis yang mendapat kesempatan ini jangan hanya sekedar mementingkan tahta dan harta. Menjadi pemimpin dan wakil rakyat tidak bisa disamakan dengan kehidupan lakon yang semu dan penuh daya khayal seperti dalam sinetron. Keraguan masyarakat harus dijawab dengan kerja keras dan prestasi demi masyarakat pemilihnya. Jangan mengulang para artis terdahulu yang sudah berkiprah di partai politik tetapi sedikit suara dan minimal kiprah. Artis harus berpikir lebih logis dan mawas diri. Bila dalam menakar kemampuan atau dalam menilai motivasi tidak optimal dan tidak mulia, maka keinginan sebagai politikus sebaiknya dilupakan saja. Sebaliknya, bila mempunyai kemampuan kepemimpinan alam dan mempunyai motivasi yang mulia, maka dunia politik bisa menjadi milik artis. Bila faktor tersebut terpenuhi maka idealnya artis bukan hanya sekedar wakil, tetapi harus harus sebagai bupati dan gubernur. Bila sekedar wakil, mungkin bukan gambaran penuh kualitas artis tetapi hanya sekedar penarik masa.
Posted by Hasta Nirmaya W
153080041